KETERAMPILAN
DASAR MENGAJAR
Oleh
Afwan Tarihoran, M.Pd.
Mengajar merupakan
penyampaikan informasi atau pengetahuan oleh seseorang guru kepada peserta
didik. Menurut pengertian ini berarti tujuan siswa belajar adalah untuk
mendapatkan atau mengusai pengetahuan. Sebagai pengertian semacam ini dapat
membuat siswa menjadi passif karena hanya menerima informasi atau pengetahuan.
Sardiman (2007:48) dalam pengertian yang lebih menjelaskan bahwa mengajar
diartikan sebagai suatu aktivitas mengorganisasikan atau mengatur lingkungan
sebaik-bauknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses
belajar. Atau mengajar sebagai upaya menciptakan kondisi yang kondusif untuk
berlansungnya kegiatan belajar bagi siswa.
Pengajaran di dalam
kelas memposisikan guru pada suatu tempat yang sangat penting, karena gurulah
yang memulai pembelajaran dan mengakhiri pembelajaran setiap interaksi yang
diciptakanya yang diciptakannya. Untuk dapat melaksanakan pengajaran dengan
baik membutuhkan keterampilan dalam melaksanakannya yang kita sebut sebagai
keterampilan dasar mengajar. Seorang guru / calon guru guru profesional tentu
harus memiliki kemampuan dalam arti memiliki keterampilan dasar mengajar.
Sanjaya (2006:155)
menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan keterampilan dasar adalah keterampilan standar yang harus
dimiliki setiap individu yang berprofesi sebagai guru. Beberapa keterampilan
dasar mengajar yang dapat digunakan guru selama proses belajar mengajar yaitu;
keterampilan bertanya, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan
mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup
pelajaran, ketrampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan
mengelola kelas, ketrampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan.
1. Ketrampilan Dasar
Bertanya
Pertanyaan dalam interaksi belajar mengajar merupakan hal yang
sangat penting karena dapat menjadi perangsang bagi siswa untuk giat berpikir
dan belajar, membangkitkan pengertian baru. Guru dapat menyelidiki pengetahuan
siswa, mendorong pengetahuan dalam situasi lain, mengarahkan dan menarik
perhatian siswa, mengubah pendirian, atau prasangka yang keliru. Keterampilan bertanya
merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari pserta didik. Respon yang di
berikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil
pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan
berpikir. Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan penting
sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat
akan memberikan dampak positif.
Dampak positif dari pertanyaan yang baik terhadap siswa (Sanjaya,
2006:157) diantaranya adalah:
a.
Dapat meningkatkan partisipasi siswa secara
penuh dalam proses pembelajaran
b.
Dapat membangkitkan kemampuan berpikir siswa,
sebab berpikir itu sendiri pada hakekatnya bertanya
c.
Dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa serta
menuntun siswa untuk menentukan jawaban
d.
Memusatkan siswa pada masalah yang dibahas
Selanjutnya Sardiman (2007:214) menyatakan suatu pertanyaan yang
baik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1)
Kalimat singkat dan jelas
2)
Tujuan jelas tidak terlalu umum dan luas
3)
Setiap pertanyaan hanya untuk satu masalah
4)
Mendorong anak untuk berpikir (kecuali kalua
tujuannya sekedar melatih mengingat-ingat fakta).
5)
Jawaban yang diharapkan bukan hanya sekedar ya
atau tidak
6)
Tidak menimbulkan tafsiran ganda
Seorang guru dalam mengajukan pertanyaan harus memperhatikan
beberapa komponen. Komponen-komponen yang di maksud yaitu: pengungkapan
pertanyaan harus jelas dan singkat, pemberian acuan sebelum memberikan
pertanyaan, pemindah giliran, penyebaran untuk melibatkan sebanyak-banyak di
dalam pelajaran, pemberian waktu berpikir, pemberian tuntunan dan menutup
pertanyaan untuk memberikan gambaran secara menyeluruh tentang yang telah
dipelajari siswa dan untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa terhadap
pelajaran yang telah dipelajari.
Pertanyaan yang diajukan banyak jenisnya, Sanjaya (2006:158) menjelaskan
jika dilihat dari maksud pertanya terdiri dari pertanyaan permintaan,
pertanyaan retoris, pertanyaan mengarahkan atau menuntun dan pertanyaan
menggali. Pertanyaan dilihat dari tingkat kesulitan jawaban yang diharapkan
terdiri dari pertanyaan tingkat rendah dan pertanyaan tingkat tinggi.
Pertanyaan berdasarkan tingkat kesulitan jawaban dari yang rendah sampai kepada
tingkat tinggi yaitu pertanyaan pengetahuan yang merupakan pertanyaan yang
paling rendah. Pertanyaan pemahaman, merupakan pertanyaan yang lebih sulit
dibandingkan dengan pertanyaan pengetahuan. Selanjutnya pertanyaan aplikatif,
pertanyaan analisis, pertanyaan sistesis dan pertanyaan evalusi.
Selanjutnya akan dijelaskan jenis pertanyaan jika dilihat dari
maksudnya. Pertanyaan ini terdiri dari
a.
Pertanyaan permintaan yaitu pertanyaan yang
mengandung unsur suruhan dengan harapan agar siswa dapat mematuhi perintah yang
diucapkan, oleh kerena itu pertanyaan tidak mengharapkan jawaban dari siswa
akan tetapi yang diharapkan adalah tindakan dari siswa
b.
Pertanyaan retoris yakni pertanyaan yang tidak
menghendaki jawaban dari siswa akan tetapi kita sendiri yang menjawabnya
c.
Pertanyaan mengarahkan atau menuntun adalah
pertanyaan yang ditujukan untuk menuntun proses berpikir siswa, dengan harapan
siswa dapat memperbaiki atau menemukan jawaban yang lebih tepat dari jawaban
sebelumnya
d.
Pertanyaan menggali adalah pertanyaan yang
diarahkan untuk mendorong siswa agar dapat menambah kualitas dan kuantitas
jawaban. Jenis pertanyaan ini sangat penting untuk meningkatkan kemampuan
berpikir siswa
Beberapa saran dalam
teknik bertanya atau menerima jawaban dari pertanyaan yang diajukan adalah:
tunjukkan keantusiasan dan kehangatan, berikan waktu secukupnya kepada siswa
untuk berpikir, atur lalu lintas bertanya jawab, hindari pertanyaan ganda.
Disamping itu perlu pula diperhatikan bagaimana meningkatkan kualitas
pertanyaan agar mampu menjadi alat dalam meningkatkan kemampuan berpikir dan
meningkatkan kualitas pembelajaran. Oleh karena itu berikan pertanyaan secara
berjenjang. Maksudnya berikan pertanyaan yang dimulai dari pertanyaan tingkat
rendah ke pertanyaan tingkat tinggi. Selanjutnya gunakan pertanyaan-pertanyaan
untuk melajak.
Penguatan adalah segala
bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun non verbal, yang merupakan
bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang
bertujuan memberikan informasi atau umpan balik (feedback) bagi si
penerima atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penguatan juga
merupakan respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan
kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
Penggunaan penguatan dalam kelas dapat mencapai atau mempunyai
pengaruh sikap positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan untuk
meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran, merangsang dan meningkatkan
motivasi belajar dan meningkatkan kegiatan belajar serta membina tingkah laku
siswa yang produktif. Ketrampilan memberikan penguatan terdiri dari beberapa komponen
yang perlu dipahami dan dikuasai penggunaannya oleh mahasiswa calon guru agar
dapat memberikan penguatan secara bijaksana dan sistematis.
Sanjaya (2006:164) menjelaskan terdapat dua jenis penguatan yakni penguatan verbal
adalah penguatan diungkapkan dengan menggunakan kata-kata pujian baik kata-kata
pujian dan kata-kata penghargaan atau
kata-kata koreksi. Melalui kata-kata itu siswa akan merasa tersanjung dan
berbesar hati sehingga ia akan mersa puas dan lebih aktif belajar. Penguatan non-verbal adalah penguatan yang
diungkapkan dengan bahasa isyarat. Misalnya melalui anggukan kepala tanda
setuju, menggelengkan kepala tanda tidak setuju, mengernyitkan dahi, mengankat
pundak dan lain sebagainya.
Jenis penguatan non-verbal
ini secara lebih rinci dijelaskan Sabri (2007) terdapat 5 jenis penguatan yaitu
penguatan gerak isyarat, penguatan pendekatan, penguatan dengan sentuhan (contact),
penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan dan penguatan dengan simbol atau
benda.
Penguatan dapat dilakukan kepada pribadi tertentu dan kepada
kelompok. Penguatan harus jelas kepada siapa penguatan itu ditujukan, jika
tidak penguatan yang diberikan kurang efektif. Oleh karena itu sebelum
penguatan diberikan terlebih dahulu menyebut nama siswa yang bersangkutan. Jika
diberikan kepada kelompok harus jelas kepada kelompok mana diberikan.
Terdapat beberapa hal yang harus mendapat perhatian dalam
memberikan penguatan agar penguatan itu dapat meningkatkan motivasi
pembelajaran. Sanjaya (2006) mengemukan
4 teknik dalam memberikan penguatan
yaitu:
a.
Kehangatan dan keantusiasan
b.
Kebermaknaan
c.
Gunakan penguatan yang bervariasi
d.
Berikan penguatan dengan segera
3. Ketrampilan Dasar
Mengadakan Variasi
Variasi merupakan suatu kegiatan guru dalam konteks proses
interaksi belajar mengajar yang di tujukan untuk mengatasi kebosanan siswa
sehingga, dalam situasi belajar mengajar, siswa senantiasa menunjukkan
ketekunan, serta penuh partisipasi. Variasi dalam kegiatan belajar mengajar
dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam pengajaran. Asmani (2010:29) menjelaskan keterampilan mengunakan variasi
diartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks proses belajar mengajar yang
bertujuan mengatasi kebosanan peserta didik. Untuk menghindari kebosanan dalam
proses pembelajaran, guru perlu memiliki keterampilan stimulus sebagaimana
dijelaskan Sanjaya (2006:166) bahwa variasi stimulus adalah keterampilan guru
untuk menjaga agar iklim pembelajaran tetap menarik perhatian, tidak membosankan
sehingga siswa menunjukkan sikap antusias dan ketekunan, penuh gairah dan
berpartisipasi aktif dalam setiap langkah pembelajaran.
Sabri (2007:95) mengemukakan tiga komponen keterampilan mengadakan
variasi yaitu variasi dalam mengejar, variasi dalam mengunakan media dan
variasi pola intekasi kegiatan siswa. Senada dengan Sabri, menurut Sanjaya
(2006:166) minimal ada tiga jenis variasi stimulus yang dapat dilakukan guru
yaitu: a) variasi pada waktu bertatap muka atau melaksanakan proses
pembelajaran; b) variasi dalam menggunakan media/alat bantu pembelajaran dan c)
variasi dalam melakukan pola interaksi
a.
Variasi dalam mengajar
1.
Penggunaan variasi suara (Teacher Voice):
variasi suara adalah perubahan suara keras menjadi lembut, dari tinggi menjadi
rendah, dari cepat menjadi lambat, dari gembira menjadi sedih, atau pada suatu
saat memberikan tekanan pada kata-kata tertentu
2.
Pemusatan perhatian siswa (Focusing):
memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang dianggap dapat dilakukan guru
3.
Kesenyapan atau kebisuan guru (Tacher Silence):
adanya kesenyapan, kebisuan atau selingan diam yang tiba-tiba dan sengaja
selagi guru merupakan sesuatu merupakan alat untuk menarik perhatian siswa
4.
Mengadakan kontak pandangdan gerak (Eye Contact
and Movement): bila guru sedang bicara atau berinteraksi dengan siswa,
sebaiknya pandangan menjelajahi seluruh kelas dan melihat kemata murid-murid
untuk menunjukkan adanya hubungan intim dengan mereka.
5.
Gerak guru (Teacher Movement): gerakan-gerakan
guru dalam kelas dapat menjadi daya tarik tersendiri untuk merebut perhatian
siswa. Guru harus terampil mengekspresikan wajah sesuai dengan pesan yang
disampaikan.
b.
Variasi dalam penggunaan media
Proses pembelajaran merupakan
proses komunikasi. Agar proses komunikasi berjalan dengan efektif sehingga pesan
dapat disampaikan secara utuh. Untuk kepentingan tersebut guru perlu
menggunakan variasi dalam pengunaan media atau alat pembelajaran. Secara umum
ada tiga bentuk media yaitu: media yang dapat di dengar, dapat dilihat dan
dapat diraba. Guru perlu menggunakan variasi media untuk mempertinggi perhatian
siswa.
Variasi penggunaan
media dan alat pembelajaran dapat dilakukan dengan mengunakan:
a.
Variasi media yang dapat dilihat seperti
menggunakan gambar, slide, foto, bagan dan lain-lain
b.
Variasi alat atau media yang dapat di dengar
seperti penggunaan radio, musik, deklamasi, puisi dan lain-lain
c.
Varia alat atau media yang dapat diraba,
dimanipulasi dan dapat digerakkan. Dengan media semacam ini akan dapat menarik
perhatian siswa.
c.
Variasi pola interaksi kegiatan siswa
Sudah dipahami bahwa
pembelajaran adalah proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik dan
sumber-sumber belajar. Guru perlu membangun interaksi secara penuh dengan
memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk berinteraksi. Oleh karena itu
guru perlu melakukan variasi pola interaksi.
Terdapat 3 pola
interaksi dalam proses pembelajaran yaitu pola interaksi satu arah (guru→ siwa),
pola interaksi dua arah (guru → siwa → guru) dan pola interaksi multi arah
(guru → siswa→siswa →guru). Dengan variasi pola interaksi ini agar tidak
menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta menghidupkan suasa kelas guna
keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran
4. Ketrampilan Dasar
Menjelaskan
Yang dimaksud dengan ketrampilan menjelaskan adalah penyajian
informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan
adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya. Adapun tujuan memberikan
penjelasan sebagaimana dijelaska Sabri (2007:88) adalah:
a.
Membimbing siswa untuk dapat memahami hukum,
dalil, fakta, defenisi dan prinsip secara obyektif dan bernalar
b.
Melibatkan siswa untuk berpikir dengan
memecahkan masalah-masalah atau pertanyaan
c.
Untuk mendapatkan balikan dari murid mengenai
tingkat pemahaman dan untuk mengatasi kesalahan mereka
d.
Membimbing murid untuk menghayati dan mendapat
proses penalaran dan menggunakan bukti-bukti pemecahan
Terdapat beberapa alasan keterampilan menjelas bagi seorang guru, pertama
meningkatkan keefektifan pembicaraan agar benar-benar merupakan penjelasan yang
yang bermakna bagi siswa karena pembicaraan lebih didominasi oleh guru dari
pada oleh siswa. Kedua penjelasan yang diberikan guru kadang-kadang
tidak jelas bagi siswa, hanya jelas bagi guru. Alasan ketiga adalah
tidak semua peserta didik dapat menggali sendiri pengetahuan dari buku atau
sumber belajar lain, oleh karena itu guru membantu menjelaskan hal-hal tertentu
yang kurang jelas bagi peserta didik. Keempat adalah kurangnya sumber
yang tersedia yang dapat dimanfaatkan murid dalam belajar. Dalam hal ini guru
membantu siswa dengan cara memberikan informasi secara lisan yang sesuai dengan
materi pelajaran.
Secara garis besar komponen-komponen ketrampilan menjelaskan
terbagi dua, yaitu: Merencanakan, hal ini mencakup penganalisaan masalah secara
keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada diantara unsur-unsur yang
dikaitkan dengan penggunaan hukum, rumus, atau generalisasi yang sesuai dengan
hubungan yang telah ditentukan. Dan penyajian suatu penjelasan.
Penyajian suatu penjelasan
dapat ditingkatkan hasilnya dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a.
Penjelasan hendaknya diberikan dengan
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa
b.
Pengunaan contoh ilustrasi: dalam memberikan
penjelasan sebaiknya digunakan contoh-contoh yang ada hubungannya dengan
sesuatu yang dapat ditemui oleh siswa
c.
Pemberian tekanan: dalam memberikan penjelasan
guru harus memusatkan perhatian siswa
kepada masalah pokok.
d.
Peggunaan balikan: guru memberi kesempatan
kepada siswa untuk menunjukkan pemahaman, keraguan atau tidak mengerti ketika
penjelasan diberikan.
5. Ketrampilan Dasar
Membuka dan Menutup Pelajaran
Membuka pelajaran (Sabri, 2007:99) adalah usaha atau kegiatan yang
dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prokondisi
bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan
dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif
terhadap kegiatan belajar. Sanjaya (2006:171) membuka pelajaran atau set
induction adalah usaha yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran
untuk menciptakan prakondisi bagi siswa agar mentalnya maupun perhatiannya
terpusat pada pengalaman belajar yang disajikan sehingga akan mudah mencapai
kompetensi yang diharapkan.
Dari kedua pengertian di atas membuka pelajaran merupakan persiapan
mental dan pemusatan perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang akan
dipelajari. Dengan demikian tujuan membuka pelajaran adalah penyiapan mental
siswa, menimbulkan minat serta pemusatan perhatian siswa terhadap kegiatan
proses belajar mengajar atau materi yang akan dipelajari. Terdapat beberapa
komponen dalam membuka pelajaran:
a.
Menarik perhatian siswa yang dapat dilakukan
dengan gaya mengajar, penggunaan alat bantu pelajaran, pola interaksi yang bervariasi
b.
Menimbulkan motivasi yang dapat dilakukan dengan cara kehangatan
dan keantusiasan, menimbulkan rasa ingin tahu, mengemukakan ide yang
bertentangan.
c.
Memberikan acuan yang dilakukan dengan berbagai
usaha: mengemukakan tujuan pembelajaran, menyarankan langkah-langkah yang akan
dilakukan, meningatkan masalah pokok, mengajukan pertanyaan
d.
Membuat kaitan atau hubungan diantara materi
yang akan dipelajari dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah diketahui
siswa.
Menutup pelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk
mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Sanjaya (2006:173)
menjelaskan menutup pelajaran dapat diantikan sebagai kegiatan yang dilakukan
guru untuk mengakhiri pelajaran dengan maksud untuk memberikan gambaran menyeluruh
tentang apa yang telah dipelajari siswa serta keterkaitannya dengan pengalaman
sebelumnya, mengetahui tingkat keberhasilan siswa, serta keberhasilan guru
dalam proses pembelajaran.
Menutup pelajaran dapat dilakukan dengan cara 1) meninjau kembali penguasaan inti
pembelajaran dengan merangkum atau membuat ringkasan, 2) mengevaluasi yang
dapat dilakukan dengan cara mendemonstrasikan keterampilan, memberikan soal
tertulis dan 3) memberikan tindak lanjut serta saran-saran untuk memperluas
wawasan pada materi pelajaran yang telah dibahas, memberikan PR, melakukan
perbaikan.
.
6. Ketrampilan Dasar
Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan
sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai
pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah.
Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu
konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi
kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap
positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa,
serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya ketrampilan
berbahasa.
Beberapa keterampilan yang harus dimiliki guru dalam membimbing
diskusi kelompok kecil (Sabri, 2007:91) adalah:
1.
Memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan
topik diskusi
2.
Memperluas masalah
3.
Menganalisis pandangan siswa
4.
Meningkatkan cara berpikir
5.
Menyebarkan kesempatan berpartisipasi, dan
6.
Menutup diskusi
Hal-hal yang harus
dihindari guru dalam melakukan bimbingan diskusi kelompok kecil adalah:
mendominasi diskusi sehingga siswa tidak diberi kesempatan, membiarkan siswa
tertentu memopoli diskusi, membiarkan terjadinya penyimpangan dari tujuan diskusi,
membiarkan siswa enggan berpartisipasi, tidak memperjelas masalah diskusi.
7. Ketrampilan Dasar
Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas adalah ketrampilan guru untuk menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi
gangguan dalam proses belajar mengajar. Dalam melaksanakan ketrampilan
mengelola kelas maka perlu diperhatikan komponen ketrampilan yang berhubungan
dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal berkaitan
dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran,
dan bersifat represif ketrampilan yang berkaitan dengan respons guru terhadap
gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan
tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.
Sabri (2007:87) mengemukakan beberapa prinsip penggunaak
keterampilan dasar dalam mengelola kelas yaitu kehangatan dan keantusiasan,
tantangan, bervariasi, keluesan, penekanan pada hal-hal yang positif dan
penanaman disiplin diri. Dalam melakukan pengelolaan kelas Sanjaya (2006:175)
mengemukan beberapa teknik mengelola kelas yaitu penciptaan kondisi yang
optimal, menunjukkan sikap
tanggap,memusatkan perhatian, memberikan petunjuk dan tujuan yang jelas serta
memberi teguran dan penguatan
Dalam prosen belajar mengajar guru harus mampu mengendalikan iklim
pembelaran. Pengendalian iklim pembelajaran dimaksudkan sebagai upaya
memperbaiki kondisi belajar mengajar. Apabila guru sudah merasa kesulitan dalam
mengendalikan iklim pembelajaran guru dapat bekerja sama dengan guru bimbingan
konseling atau mungkin dengan kepala sekolah.
8. Ketrampilan Dasar
Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan
Secara fisik bentuk
pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar antara 3- 8 orang untuk
kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan. Pengajaran kelompok kecil dan
perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta
terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa dengan siswa.
Beberapa komponen ketrampilan dasar yang harus dimiliki guru
(Sabri, 2007:103) adalah adalah: keterampilan mengadakan pendekatan secara
pribadi, keterampilan mengorganisasi, keterampilan membimbing dan memudahkan
belajar serta ketrampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar
mengajar.
Diharapkan setelah
menguasai delapan ketrampilan mengajar yang telah dijelaskan di atas dapat
bermanfaat untuk mahasiswa calon guru/guru sehingga mampu melakukan
pembelajaran dengan baik. Ketrampilan mengajar secara terkontrol dapat dilatihkan, diperoleh
balikan (feed back) pada Micro Teaching.
Keterampilan itulah yang sepantasnya dapat membedakan mana guru yang
profesional dan mana yang bukan guru. Keterampilan dasar ini sangat penting
untuk dikuasai oleh seorang guru, sebab strategi dan model pembelajaran apapun
yang digunakan efektivitasnya sangat ditentukan oleh keterampilan guru dalam
mengelola proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Asmani Jamal Ma’mur, 2010. Micro Teaching dan Team Teaching,
Jogjakarta, Diva Pres
A.M. Sardiman, 2007. Interaksi Motivasi Belajar Mengajar,
Jakarta, Raja Grafindo Persada
Sabri Ahmad, 2007. Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching,
Jakarta, Quantum Teaching
Sanjaya Wina, 2006. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum
Berbasis Kompetensi, Jakarta, Kencana Pranada Media Group .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar