Senin, 19 November 2012

PIDATO PCM PADA HARI MUHAMMADIYAH DI KAMPUNG MARANCAR


Assalamu 'alaikum Wr. Wb
Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. (QS. As-Shaf:4)

Muhammadiyah adalah Gerakan Islam Da’wah Amar Ma’ruf Nahi Mungkar dan Tajdid, bersumber pada Al-Qur an dan As-sunnah, berasas Islam. Maksud dan tujuan Muhammadiyah ialah menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Untuk mencapai maksud dan tujuan itu, Muhammadiyah melaksanakan Da’wah Amar Ma’ruf  Nahi Mungkar dan tajdid yang diwujudkan dalam  usaha disegala bidang kehidupan berbentuk amal usaha, program dan kegiatan.
Sejak Muhammadiyah yang didirikan pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H (18 Nopember 1912 M) telah berumur 100 Tahun (satu abad). Dengan usia satu abad itu muncul berbagai pertanyaan, masihkah Muhammadiyah mampu memberikan pencerahan bagi ummat? Apakah warga  masih memiliki kepribadian seperti yang di cita-citakan oleh Muhammadiyah? Mungkin saja Muhammadiyah  terus berkembang, tetapi bukan tidak mungkin disuatu daerah Muhammadiyah redup, layu atau  tinggal menunggu ajal tiba dan bersiap-siap memjemput kematian yang tidak terhindarkan. Kenapa demikian? Hal tersebut tentu berhubungan dengan manusia/ warga Muhammadiyah yang ada di daerah/tempat itu. Oleh karena itu mari kita bangun organisasi ini dengan kebersamaan sehingga kita bagai bangunan yang kokoh (As-Shaf:4)
Hal yang perlu kita lakukan adalah meluruskan persepsi, niat/tujuan dan membangun kesadaran  kita  ber-Muhammadiyah. Tujuan ber-Muhammadiyah tentu akan menjadi penentu perbuatan dikala kita sudah berada dalam Muhammadiyah. Seseorang  ber-Muhammadiyah idealnya ingin beramal, membentuk pribadi muslim yang sebenar-benarnya selaras dengan tujuan Muhammadiyah itu sendiri. Rasulullah bersabda: “sesungguhnya setiap perbuatan itu dengan niat, dan setiap perbuatan bernilai sesuai dengan yang diniatkannya”.
Alhamdulillah, di Cabang Muhammadiyah Padangsidimpuan Utara, sudah kita mulai meluruskan niat itu, paling tidak kita sudah merajut silaturrahim dengan melakukan berbagai kegiatan bersama, mengambil keputusan bersama-sama, termasuk dalam mengambil keputusan pelaksanaan tabligh akbar atau yang kita sebut Hari Muhammadiyah ini. Dalam kegiatan pengukuhan kita selalu bersama seluruh PRM, dari 8 ranting 7 ranting telah dikukuhkan. Kita  PCM dan seluruh PRM se-cabang selalu bersama ditambah dengan kegiatan lain. Semoga kebersamaan ini terus terjaga dengan baik.
Secara administrasi juga kita mulai tata, sebagai upaya bahwa kita adalah organisasi yang teratur. Sampai dengan Januari 2012 secara administrasi anggota Muhammadiyah 870 orang. Pada 17 Januari bertambah 39 orang, sehingga sampai saat ini secara administra jumlah anggota 809 orang, belum termasuk ada anggota dan memiliki KTAM tidak terdaftar di ranting. Jika angka ini kita kalikan, katakan dalam satu rumah itu 4 orang berarti kita sudah punya potensi ± 3.200 orang. Ini adalah tugas kita bersama sehingga potensi itu dapat digali, ditambah lagi simpatisan ± 300 orang
Terima kasih kami ucapkan kepada PRM dan seluruh anggota yang dengan niat yang ikhlas dan semangat kebersamaan kita sudah mampu melaksanakan kegiatan ini. Kita tentu terus berusaha bahwa kepemimpinan yang kita bangun adalah kepemimpinan berbasis sistem, tidak bertumpu pada figur, yang dalam istilah  kita kepemimpinan kolektif kolegial.
Kondisi yang kita rasakan saat ini adalah diantara warga/ anggota ada yang tujuan/ niatnya ber-Muhammadiyah sudah tidak selaras dengan tujuan Muhammadiyah, menipisnya idiologi dan komitmen ber-Muhammadiyah, tidak menunjukkan keperibadian Muhammadiyah. Oleh karena itu sangat penting mengintensifkan pembinaan ideologi di seluruh lingkungan organisasi termasuk di amal usaha, majelis/ lembaga, dan organisasi otonom  Muhammadiyah melalui berbagai usaha yang terintegrasi sehingga prinsip, visi, dan misi Muhammadiyah teraktualisasi dalam aktivitas gerakan.
Ada satu Kisah Imajinasi: seorang pimpinan Muhammadiyah bertamu ke rumah warga, di  ruang tamu rumah itu ada satu gambar,  katakan saja gambar itu lambang Muhammadiyah terpajang dengan posisi miring, gambar ini sudah ber-abu karena sudah lama tidak dibersihkan sehingga sinar matahari sudah terlihat redup. Sewaktu pimpinan tadi meluruskan posisi gambar. Spontan yang punya rumah mengatakan “Kenapa demiringkan gambarnya”! Pimpinan Muhammadiyah terheran, saya luruskan dikatakan dimiringkan.
 Gambar yang miring rupanya bagi yang punya rumah sudah dianggab lurus, karena seringnya memandang hal yang miring. Secara sosial memang sesuatu perbuatan yang salah dilakukan terus-menerus dan menjadi kebiasaan dianggab menjadi kebenaran. Begitulah mungkin seseorang yang jarang hadir dalam pengajian sudah dianggap menjadi suatu kebenaran. Tidak merasa resah dan bersalah  jika tidak hadir dalam pengajian, atau kegiatan organisasi.
Jika pandangan ini sampai melanda pimpinan Muhammadiyah (PPM, PWM, PDM, PCM, PRM) atau pimimpin amal usaha (Kepala, ketua, direktur, rektor, dekan) atau Muballigh atau tokoh-tokoh Muhammadiyah, dimana para pimpinan, muballigh dan tokoh sudah tidak lagi mau aktif   khususnya kegiatan di ranting misalnya mengikuti pengajian, takjiah, kegiatan organisasi tentu sangat memprihatintakan. Seorang yang notabene pemimpin/tokoh/muballigh Muhammadiyah tatapi tidak memperdulikan dan dikenal ranting maka benarlah falsafah Yunani Kuno yang mengatakan: “Proses Pembusukan Ikan mati berasal dari kepala, lalu menjalar keseluruh tubuhnya”.
Oleh karena itu mari kita kembali luruskan niat dan membangun kesadaran kita dalam ber-Muhammadiyah. Mari kita berhijrah, berjuang di jalan Allah dengan organisasi Muhammadiyah yang kita cintai ini sesuai kemampuan yang kita miliki. Karena kita ber-Muhammadiyah dalam rangka membentuk pribadi muslim yang sebenar-benarnya, mencari ridho Allah semata. Insya Allah kita tergolong orang-orang yang mendapatkan kemenangan
Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih Tinggi derajatnya di sisi Allah; dan Itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.(QS.At-Taubah/9:20)
Berdasarkan Keputusan Muktamar ke 46 tentang Pedoman Revitalisasi Cabang  bahwa diantara model pengembangan cabang  adalah melaksanakan pengajian/tabligh akbar berdasarkan kesepakatan bersama pimpinan dan anggota. Hari Tabligh Akbar yang kemudian disebut Hari Muhammadiyah. Kita sudah lakukan hal itu hari ini, yang kita awali dengan acara resepsi Milad Muhammadiyah ke 102/99 tanggal 02 Desember 2011 yang lalu.
Alhamdulillah dalam melaksanakan kegiatan ini kita telah lakukan musyawarah bersama PCM dengan PRM se-Cabang padangsidimpuan tanggal 13 Pebruari 2012 dan menyepakati melaksanakan Pengajian/Tabligh Akbar sekali dalam 3 bulan. Jadwalnya telah kita sampaikan kepada seluruh PRM. Insya Allah pada bulan 10 Juni 2012 kita akan bersama kembali di Ranting  Muhammadiyah Wek I Sigiring-giring.
Hari Muhammadiyah/ tabligh akbar ini memiliki manfaat ganda yaitu disamping dapat menambah ilmu dan memantapkan hidup dalam ber-Islam dan ber-Muhammadiyah, juga dapat melakukan silaturrahim saling mengenal, bertukar pikiran dan pengalaman, sekaligus dapat berwisata dan menampakkan syiar Muhammadiyah. Dalam menampakkan syiar itu hari ini kita memakai pakaian Muhammadiyah dan karena baju Muhammadiyah itu serasi bagi kita. Tidak terlalu longgar dan tidak terlalu sempit.
Alhamdulillah dan terima kasih khususnya kepada Ranting Kampung Marancar sebagai panitia lokal dan  PRM se-cabang Padangsidimpuan, bahwa dengan kebersamaan kita, Muhammadiyah di Padangsidimpuan Utara sudah mulai bergerak lebih maju.
Dengan modal keimanan dan keikhlasan menolong agama Allah, Allah akan menolong kita. Iman itu ditasdidkan dalam hati, diucapkan dengan lidah dan dilaksanakan dengan anggota, maka tugas kita selanjutnya adalah  membangun jembatan” antara hati- lidah dan anggota  badan atau perbuatan kita. Secara organisasi kita harus membangun jembatan antara idiologi- visi dan Misi Muhammadiyah dengan program, dan pelaksanaan/ kegiatan yang kita lakukan. Jembatan ini harus dibangun dengan kokoh, tiang dan badan jembatan harus menyatu, sejalan pikir dang zikir kita. Dengan bangunan jembatan yang kokoh ini insya Allah murka Allah akan terhindar dari kita, dan mengangkat derajat kita menjadi orang-orang yang ber-Taqwa.
Akhirnya, sekali lagi kami ucapkan terima kasih atas kebersamaan dan partisipasi kita semua. Semoga sang surya tetap bersinar pada diri kita, istri dan anak serta keluarga kita. Syahadat tetap melingkar diqalbu kita, warnanya tetap hijau berseri, membuat kita rela hati, ikhlas dalam ber-Muhammadiyah dalam rangka pengabdian kita kepada Allah SWT.
Assalamu ‘alaikum Wr. Wb.

*)  Disampaikan oleh Afwan Tarihoran (Ketua PCM Padangsidimpuan Utara pada Hari Muhammadiyah Cabang/ Tabligh Akbar tanggal 04 Maret 2012 di Ranting Muhammadiyah Kampung Marancar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar