Sabtu, 15 Oktober 2011

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR


KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
Oleh Afwan Tarihoran, M.Pd.

Mengajar merupakan penyampaikan informasi atau pengetahuan oleh seseorang guru kepada peserta didik. Menurut pengertian ini berarti tujuan siswa belajar adalah untuk mendapatkan atau mengusai pengetahuan. Sebagai pengertian semacam ini dapat membuat siswa menjadi passif karena hanya menerima informasi atau pengetahuan. Sardiman (2007:48) dalam pengertian yang lebih menjelaskan bahwa mengajar diartikan sebagai suatu aktivitas mengorganisasikan atau mengatur lingkungan sebaik-bauknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar. Atau mengajar sebagai upaya menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlansungnya kegiatan belajar bagi siswa.
Pengajaran di dalam kelas memposisikan guru pada suatu tempat yang sangat penting, karena gurulah yang memulai pembelajaran dan mengakhiri pembelajaran setiap interaksi yang diciptakanya yang diciptakannya. Untuk dapat melaksanakan pengajaran dengan baik membutuhkan keterampilan dalam melaksanakannya yang kita sebut sebagai keterampilan dasar mengajar. Seorang guru / calon guru guru profesional tentu harus memiliki kemampuan dalam arti memiliki keterampilan dasar mengajar.
Sanjaya (2006:155) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan keterampilan dasar  adalah keterampilan standar yang harus dimiliki setiap individu yang berprofesi sebagai guru. Beberapa keterampilan dasar mengajar yang dapat digunakan guru selama proses belajar mengajar yaitu; keterampilan bertanya, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, ketrampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, ketrampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan.

1. Ketrampilan Dasar Bertanya
Pertanyaan dalam interaksi belajar mengajar merupakan hal yang sangat penting karena dapat menjadi perangsang bagi siswa untuk giat berpikir dan belajar, membangkitkan pengertian baru. Guru dapat menyelidiki pengetahuan siswa, mendorong pengetahuan dalam situasi lain, mengarahkan dan menarik perhatian siswa, mengubah pendirian, atau prasangka yang keliru. Keterampilan bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respon dari pserta didik. Respon yang di berikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir. Dalam proses belajar mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif.
 Dampak positif dari pertanyaan yang baik terhadap siswa (Sanjaya, 2006:157) diantaranya adalah:
a.   Dapat meningkatkan partisipasi siswa secara penuh dalam proses pembelajaran
b.   Dapat membangkitkan kemampuan berpikir siswa, sebab berpikir itu sendiri pada hakekatnya bertanya
c.   Dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa serta menuntun siswa untuk menentukan jawaban
d.   Memusatkan siswa pada masalah yang dibahas
Selanjutnya Sardiman (2007:214) menyatakan suatu pertanyaan yang baik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1)    Kalimat singkat dan jelas
2)    Tujuan jelas tidak terlalu umum dan luas
3)    Setiap pertanyaan hanya untuk satu masalah
4)    Mendorong anak untuk berpikir (kecuali kalua tujuannya sekedar melatih mengingat-ingat fakta).
5)    Jawaban yang diharapkan bukan hanya sekedar ya atau tidak
6)    Tidak menimbulkan tafsiran ganda
Seorang guru dalam mengajukan pertanyaan harus memperhatikan beberapa komponen. Komponen-komponen yang di maksud yaitu: pengungkapan pertanyaan harus jelas dan singkat, pemberian acuan sebelum memberikan pertanyaan, pemindah giliran, penyebaran untuk melibatkan sebanyak-banyak di dalam pelajaran, pemberian waktu berpikir, pemberian tuntunan dan menutup pertanyaan untuk memberikan gambaran secara menyeluruh tentang yang telah dipelajari siswa dan untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa terhadap pelajaran yang telah dipelajari.
Pertanyaan yang diajukan banyak jenisnya, Sanjaya (2006:158) menjelaskan jika dilihat dari maksud pertanya terdiri dari pertanyaan permintaan, pertanyaan retoris, pertanyaan mengarahkan atau menuntun dan pertanyaan menggali. Pertanyaan dilihat dari tingkat kesulitan jawaban yang diharapkan terdiri dari pertanyaan tingkat rendah dan pertanyaan tingkat tinggi. Pertanyaan berdasarkan tingkat kesulitan jawaban dari yang rendah sampai kepada tingkat tinggi yaitu pertanyaan pengetahuan yang merupakan pertanyaan yang paling rendah. Pertanyaan pemahaman, merupakan pertanyaan yang lebih sulit dibandingkan dengan pertanyaan pengetahuan. Selanjutnya pertanyaan aplikatif, pertanyaan analisis, pertanyaan sistesis dan pertanyaan evalusi.
Selanjutnya akan dijelaskan jenis pertanyaan jika dilihat dari maksudnya. Pertanyaan ini terdiri dari
a.    Pertanyaan permintaan yaitu pertanyaan yang mengandung unsur suruhan dengan harapan agar siswa dapat mematuhi perintah yang diucapkan, oleh kerena itu pertanyaan tidak mengharapkan jawaban dari siswa akan tetapi yang diharapkan adalah tindakan dari siswa
b.    Pertanyaan retoris yakni pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban dari siswa akan tetapi kita sendiri yang menjawabnya
c.    Pertanyaan mengarahkan atau menuntun adalah pertanyaan yang ditujukan untuk menuntun proses berpikir siswa, dengan harapan siswa dapat memperbaiki atau menemukan jawaban yang lebih tepat dari jawaban sebelumnya
d.    Pertanyaan menggali adalah pertanyaan yang diarahkan untuk mendorong siswa agar dapat menambah kualitas dan kuantitas jawaban. Jenis pertanyaan ini sangat penting untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa
Beberapa saran dalam teknik bertanya atau menerima jawaban dari pertanyaan yang diajukan adalah: tunjukkan keantusiasan dan kehangatan, berikan waktu secukupnya kepada siswa untuk berpikir, atur lalu lintas bertanya jawab, hindari pertanyaan ganda. Disamping itu perlu pula diperhatikan bagaimana meningkatkan kualitas pertanyaan agar mampu menjadi alat dalam meningkatkan kemampuan berpikir dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Oleh karena itu berikan pertanyaan secara berjenjang. Maksudnya berikan pertanyaan yang dimulai dari pertanyaan tingkat rendah ke pertanyaan tingkat tinggi. Selanjutnya gunakan pertanyaan-pertanyaan untuk melajak.

2. Ketrampilan Dasar Memberikan Penguatan
Penguatan  adalah segala bentuk respons, apakah bersifat verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan informasi atau umpan balik (feedback) bagi si penerima atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.
Penggunaan penguatan dalam kelas dapat mencapai atau mempunyai pengaruh sikap positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan untuk meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran, merangsang dan meningkatkan motivasi belajar dan meningkatkan kegiatan belajar serta membina tingkah laku siswa yang produktif. Ketrampilan memberikan penguatan terdiri dari beberapa komponen yang perlu dipahami dan dikuasai penggunaannya oleh mahasiswa calon guru agar dapat memberikan penguatan secara bijaksana dan sistematis.
Sanjaya (2006:164) menjelaskan terdapat  dua jenis penguatan yakni penguatan verbal adalah penguatan diungkapkan dengan menggunakan kata-kata pujian baik kata-kata pujian dan kata-kata  penghargaan atau kata-kata koreksi. Melalui kata-kata itu siswa akan merasa tersanjung dan berbesar hati sehingga ia akan mersa puas dan lebih aktif belajar.  Penguatan non-verbal adalah penguatan yang diungkapkan dengan bahasa isyarat. Misalnya melalui anggukan kepala tanda setuju, menggelengkan kepala tanda tidak setuju, mengernyitkan dahi, mengankat pundak dan lain sebagainya.
Jenis  penguatan non-verbal ini secara lebih rinci dijelaskan Sabri (2007) terdapat 5 jenis penguatan yaitu penguatan gerak isyarat, penguatan pendekatan, penguatan dengan sentuhan (contact), penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan dan penguatan dengan simbol atau benda.
Penguatan dapat dilakukan kepada pribadi tertentu dan kepada kelompok. Penguatan harus jelas kepada siapa penguatan itu ditujukan, jika tidak penguatan yang diberikan kurang efektif. Oleh karena itu sebelum penguatan diberikan terlebih dahulu menyebut nama siswa yang bersangkutan. Jika diberikan kepada kelompok harus jelas kepada kelompok mana diberikan.
Terdapat beberapa hal yang harus mendapat perhatian dalam memberikan penguatan agar penguatan itu dapat meningkatkan motivasi pembelajaran. Sanjaya (2006)  mengemukan 4  teknik dalam memberikan penguatan yaitu:
a.    Kehangatan dan keantusiasan
b.    Kebermaknaan
c.    Gunakan penguatan yang bervariasi
d.    Berikan penguatan dengan segera

3. Ketrampilan Dasar Mengadakan Variasi
Variasi merupakan suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang di tujukan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga, dalam situasi belajar mengajar, siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, serta penuh partisipasi. Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam pengajaran. Asmani (2010:29)  menjelaskan keterampilan mengunakan variasi diartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks proses belajar mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan peserta didik. Untuk menghindari kebosanan dalam proses pembelajaran, guru perlu memiliki keterampilan stimulus sebagaimana dijelaskan Sanjaya (2006:166) bahwa variasi stimulus adalah keterampilan guru untuk menjaga agar iklim pembelajaran tetap menarik perhatian, tidak membosankan sehingga siswa menunjukkan sikap antusias dan ketekunan, penuh gairah dan berpartisipasi aktif dalam setiap langkah pembelajaran.
Sabri (2007:95) mengemukakan tiga komponen keterampilan mengadakan variasi yaitu variasi dalam mengejar, variasi dalam mengunakan media dan variasi pola intekasi kegiatan siswa. Senada dengan Sabri, menurut Sanjaya (2006:166) minimal ada tiga jenis variasi stimulus yang dapat dilakukan guru yaitu: a) variasi pada waktu bertatap muka atau melaksanakan proses pembelajaran; b) variasi dalam menggunakan media/alat bantu pembelajaran dan c) variasi dalam melakukan pola interaksi
a.   Variasi dalam mengajar
1.    Penggunaan variasi suara (Teacher Voice): variasi suara adalah perubahan suara keras menjadi lembut, dari tinggi menjadi rendah, dari cepat menjadi lambat, dari gembira menjadi sedih, atau pada suatu saat memberikan tekanan pada kata-kata tertentu
2.    Pemusatan perhatian siswa (Focusing): memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang dianggap dapat dilakukan guru
3.    Kesenyapan atau kebisuan guru (Tacher Silence): adanya kesenyapan, kebisuan atau selingan diam yang tiba-tiba dan sengaja selagi guru merupakan sesuatu merupakan alat untuk menarik perhatian siswa
4.    Mengadakan kontak pandangdan gerak (Eye Contact and Movement): bila guru sedang bicara atau berinteraksi dengan siswa, sebaiknya pandangan menjelajahi seluruh kelas dan melihat kemata murid-murid untuk menunjukkan adanya hubungan intim dengan mereka.
5.    Gerak guru (Teacher Movement): gerakan-gerakan guru dalam kelas dapat menjadi daya tarik tersendiri untuk merebut perhatian siswa. Guru harus terampil mengekspresikan wajah sesuai dengan pesan yang disampaikan.
b.   Variasi dalam penggunaan media
Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Agar proses komunikasi berjalan dengan efektif sehingga pesan dapat disampaikan secara utuh. Untuk kepentingan tersebut guru perlu menggunakan variasi dalam pengunaan media atau alat pembelajaran. Secara umum ada tiga bentuk media yaitu: media yang dapat di dengar, dapat dilihat dan dapat diraba. Guru perlu menggunakan variasi media untuk mempertinggi perhatian siswa.
Variasi penggunaan media dan alat pembelajaran dapat dilakukan dengan mengunakan:
a.    Variasi media yang dapat dilihat seperti menggunakan gambar, slide, foto, bagan dan lain-lain
b.    Variasi alat atau media yang dapat di dengar seperti penggunaan radio, musik, deklamasi, puisi dan lain-lain
c.    Varia alat atau media yang dapat diraba, dimanipulasi dan dapat digerakkan. Dengan media semacam ini akan dapat menarik perhatian siswa.
c.   Variasi pola interaksi kegiatan siswa
Sudah dipahami bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara pendidik dengan peserta didik dan sumber-sumber belajar. Guru perlu membangun interaksi secara penuh dengan memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk berinteraksi. Oleh karena itu guru perlu melakukan variasi pola interaksi.
Terdapat 3 pola interaksi dalam proses pembelajaran yaitu pola interaksi satu arah (guru→ siwa), pola interaksi dua arah (guru → siwa → guru) dan pola interaksi multi arah (guru → siswa→siswa →guru). Dengan variasi pola interaksi ini agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta menghidupkan suasa kelas guna keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran

4. Ketrampilan Dasar Menjelaskan
Yang dimaksud dengan ketrampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya. Adapun tujuan memberikan penjelasan sebagaimana dijelaska Sabri (2007:88) adalah:
a.   Membimbing siswa untuk dapat memahami hukum, dalil, fakta, defenisi dan prinsip secara obyektif dan bernalar
b.   Melibatkan siswa untuk berpikir dengan memecahkan masalah-masalah atau pertanyaan
c.   Untuk mendapatkan balikan dari murid mengenai tingkat pemahaman dan untuk mengatasi kesalahan mereka
d.   Membimbing murid untuk menghayati dan mendapat proses penalaran dan menggunakan bukti-bukti pemecahan
Terdapat beberapa alasan keterampilan menjelas bagi seorang guru, pertama meningkatkan keefektifan pembicaraan agar benar-benar merupakan penjelasan yang yang bermakna bagi siswa karena pembicaraan lebih didominasi oleh guru dari pada oleh siswa. Kedua penjelasan yang diberikan guru kadang-kadang tidak jelas bagi siswa, hanya jelas bagi guru. Alasan ketiga adalah tidak semua peserta didik dapat menggali sendiri pengetahuan dari buku atau sumber belajar lain, oleh karena itu guru membantu menjelaskan hal-hal tertentu yang kurang jelas bagi peserta didik. Keempat adalah kurangnya sumber yang tersedia yang dapat dimanfaatkan murid dalam belajar. Dalam hal ini guru membantu siswa dengan cara memberikan informasi secara lisan yang sesuai dengan materi pelajaran.
Secara garis besar komponen-komponen ketrampilan menjelaskan terbagi dua, yaitu: Merencanakan, hal ini mencakup penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada diantara unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan hukum, rumus, atau generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan. Dan penyajian suatu penjelasan.
 Penyajian suatu penjelasan dapat ditingkatkan hasilnya dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a.    Penjelasan hendaknya diberikan dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa
b.    Pengunaan contoh ilustrasi: dalam memberikan penjelasan sebaiknya digunakan contoh-contoh yang ada hubungannya dengan sesuatu yang dapat ditemui oleh siswa
c.    Pemberian tekanan: dalam memberikan penjelasan guru harus memusatkan perhatian siswa  kepada masalah pokok.
d.    Peggunaan balikan: guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan pemahaman, keraguan atau tidak mengerti ketika penjelasan diberikan.

5. Ketrampilan Dasar Membuka dan Menutup Pelajaran
Membuka pelajaran (Sabri, 2007:99) adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prokondisi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Sanjaya (2006:171) membuka pelajaran atau set induction adalah usaha yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prakondisi bagi siswa agar mentalnya maupun perhatiannya terpusat pada pengalaman belajar yang disajikan sehingga akan mudah mencapai kompetensi yang diharapkan.
Dari kedua pengertian di atas membuka pelajaran merupakan persiapan mental dan pemusatan perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang akan dipelajari. Dengan demikian tujuan membuka pelajaran adalah penyiapan mental siswa, menimbulkan minat serta pemusatan perhatian siswa terhadap kegiatan proses belajar mengajar atau materi yang akan dipelajari. Terdapat beberapa komponen dalam membuka pelajaran:
a.    Menarik perhatian siswa yang dapat dilakukan dengan gaya mengajar, penggunaan alat bantu pelajaran, pola interaksi yang bervariasi
b.    Menimbulkan motivasi  yang dapat dilakukan dengan cara kehangatan dan keantusiasan, menimbulkan rasa ingin tahu, mengemukakan ide yang bertentangan.
c.    Memberikan acuan yang dilakukan dengan berbagai usaha: mengemukakan tujuan pembelajaran, menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan, meningatkan masalah pokok, mengajukan pertanyaan
d.    Membuat kaitan atau hubungan diantara materi yang akan dipelajari dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah diketahui siswa.
Menutup pelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Sanjaya (2006:173) menjelaskan menutup pelajaran dapat diantikan sebagai kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri pelajaran dengan maksud untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa serta keterkaitannya dengan pengalaman sebelumnya, mengetahui tingkat keberhasilan siswa, serta keberhasilan guru dalam proses pembelajaran.
Menutup pelajaran dapat dilakukan dengan cara  1) meninjau kembali penguasaan inti pembelajaran dengan merangkum atau membuat ringkasan, 2) mengevaluasi yang dapat dilakukan dengan cara mendemonstrasikan keterampilan, memberikan soal tertulis dan 3) memberikan tindak lanjut serta saran-saran untuk memperluas wawasan pada materi pelajaran yang telah dibahas, memberikan PR, melakukan perbaikan.
.
6. Ketrampilan Dasar Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah. Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya ketrampilan berbahasa.
Beberapa keterampilan yang harus dimiliki guru dalam membimbing diskusi kelompok kecil (Sabri, 2007:91) adalah:

1.    Memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi
2.    Memperluas masalah
3.    Menganalisis pandangan siswa
4.    Meningkatkan cara berpikir
5.    Menyebarkan kesempatan berpartisipasi, dan
6.    Menutup diskusi
Hal-hal yang harus dihindari guru dalam melakukan bimbingan diskusi kelompok kecil adalah: mendominasi diskusi sehingga siswa tidak diberi kesempatan, membiarkan siswa tertentu memopoli diskusi, membiarkan terjadinya penyimpangan dari tujuan diskusi, membiarkan siswa enggan berpartisipasi, tidak memperjelas masalah diskusi.

7. Ketrampilan Dasar Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas adalah ketrampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dalam melaksanakan ketrampilan mengelola kelas maka perlu diperhatikan komponen ketrampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran, dan bersifat represif ketrampilan yang berkaitan dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.
Sabri (2007:87) mengemukakan beberapa prinsip penggunaak keterampilan dasar dalam mengelola kelas yaitu kehangatan dan keantusiasan, tantangan, bervariasi, keluesan, penekanan pada hal-hal yang positif dan penanaman disiplin diri. Dalam melakukan pengelolaan kelas Sanjaya (2006:175) mengemukan beberapa teknik mengelola kelas yaitu penciptaan kondisi yang optimal,  menunjukkan sikap tanggap,memusatkan perhatian, memberikan petunjuk dan tujuan yang jelas serta memberi teguran dan penguatan
Dalam prosen belajar mengajar guru harus mampu mengendalikan iklim pembelaran. Pengendalian iklim pembelajaran dimaksudkan sebagai upaya memperbaiki kondisi belajar mengajar. Apabila guru sudah merasa kesulitan dalam mengendalikan iklim pembelajaran guru dapat bekerja sama dengan guru bimbingan konseling atau mungkin dengan kepala sekolah.

8. Ketrampilan Dasar Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan
Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar antara 3- 8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan. Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa dengan siswa.
Beberapa komponen ketrampilan dasar yang harus dimiliki guru (Sabri, 2007:103) adalah adalah: keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi, keterampilan mengorganisasi, keterampilan membimbing dan memudahkan belajar serta ketrampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Diharapkan setelah menguasai delapan ketrampilan mengajar yang telah dijelaskan di atas dapat bermanfaat untuk mahasiswa calon guru/guru sehingga mampu melakukan pembelajaran dengan baik. Ketrampilan mengajar  secara terkontrol dapat dilatihkan, diperoleh balikan (feed back) pada Micro Teaching.  Keterampilan itulah yang sepantasnya dapat membedakan mana guru yang profesional dan mana yang bukan guru. Keterampilan dasar ini sangat penting untuk dikuasai oleh seorang guru, sebab strategi dan model pembelajaran apapun yang digunakan efektivitasnya sangat ditentukan oleh keterampilan guru dalam mengelola proses pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Asmani Jamal Ma’mur, 2010. Micro Teaching dan Team Teaching, Jogjakarta, Diva Pres
A.M. Sardiman, 2007. Interaksi Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta, Raja Grafindo Persada
Sabri Ahmad, 2007. Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, Jakarta, Quantum Teaching
Sanjaya Wina, 2006. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta, Kencana Pranada Media Group.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar